Tabmenu

Tuesday, June 28, 2016

PUASA DAN KECERDASAN

PUASA DAN KECERDASAN
Oleh Ria Kusuma, Lili widiyawati, dan Winda Farida
Divisi Kajian Kesehatan Islam
FKMI Ibnu sina Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia. Hal ini dikarenakan bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan merupakan bulan diturunkannya Al-Quran. Puasa secara etimologis berarti al-imsak, yaitu menahan. Menahan dari makan, minum,berbicara dan perbuatan yang tidak baik. Secara syar'i, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dan mengucapkan niat berpuasa.Sebagian ulama mendefinisikan puasa sebagai menahan nafsu dua anggota badan, yaitu perut dan alat kelamin. selama sehari penuh, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari engan memakai niat tertentu. Umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Hal ini dijelaskan pada Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183-184:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184). 

Dibalik perintah Allah swt dalam menjalankan puasa ramadhan tersebut, ternyata terdapat hikmah dan manfaat dari perintah tersebut. salah satunya manfaat dibidang kesehatan khususnya kecerdasan. Lalu, bagimana hubungan antara puasa dan kecerdasan? Mari kita bahas.

 


Terdapat 3 jenis kecerdasan, yaitu: kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan intelektual,. Beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan antara puasa dan kecerdasan.  Berikut ini merupakan hubungan antara puasa dan  kecerdasan:
1.         Puasa Meningkatkan kecerdasan Emosional/ (EQ)
Kecerdasan emosional merupakan hal yang baru bagi dunia psikologi dan masih diperdebatkan. Kecerdasan emosional (bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) merupakan  kemampuan seseorang untuk mengenali menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya serta menggunakan informasi emosional untuk memecahkan masalah dan memngarahkan pemikiran & perilaku. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.           Menurut coleman (2008) Ada beberapa Model teori emosi, teori pertama, kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengindrakan atau menangkap emosi. Sesorang dikatakan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi jika mengetahui dan dapat menangkap perasaan orang lain dari raut wajah, foto, maupun suara. Menggunakan emosi untuk berfikir dan memecahkan masalah. mengendalikan emosi diri /orang lain untuk mencapai tujuan. Serta Sensitif dengan emosi orang lain. Teori kedua, Kecerdasan emosi dikaitkan dengan kepemimpinan, sesorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat menjadi pemimpin yang baik karena dapat berempati dan dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain. Keuntungan dari orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi ialah tidak emosional, sopan, disukai orang lain, hubungan antar keluarga yang baik, dan pencapaian akademik yang baik dan tingkat kepuasan tinggi (mudah puas) dan jarang mengalami stress/depresi.
Hubungan kecerdasan emosi dengan puasa ialah
·       “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Dimana pada dalil diatas mengatakan bahwa pada saat puasa dilarang berdusta dimana jika dihubungkan dengan kecerdasan emosional, berdusta dapat mengganggu hubungan seseorang dengan orang lain,
·         Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Dari dalil diatas, saat berpuasa dilarang membuat Perkataan yang Laghwu (sia-sia) & Rofats (keji,porno). Orang yang berkata Laghwu (sia-sia) & Rofats (keji,porno) cenderung memiliki interaksi yang kurang baik dengan orang lain.
·         Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).” (Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3 no:1594).
Kemudian berdasarkan dalil diatas, pada saat puasa ramadhan  dianjurkan untuk mengeluarkan zakat fitrah.zakat fitrah merupakan salah satu sikap empati kepada orang lain yang kurang mampu. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan emosional, dimana orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi  memiliki sikap empati terhadap orang lain.
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang mengaitkan antara puasa dan kecerdasan emosional.
·         Menurut penelitian M.sholeh pada tahun 2003 yang  menganalisis hubungan antara kecerdasan emosional dengan puasa senin kamis pada Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya menunjukkan bahwa kebiasan melakukan puasa senin kamis memiliki korelasi yang positif terhadap kecerdasan emosional dimana para santri yang melakukan kebiasan berpuasa senin kamis memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak berpuasa.
·         penelitian Yifan Zhang, dkk pada tahun 2015 tentang Efek penghambatan kalori dengana depresi menyimpulkan bahwa orang yang menahan lapar lebih mudah menegndalikan emosi atau tidak stress. Hal ini dikarenakan Pembatasan jangka pendek kalori mungkin menginduksi kemanjuran antidepresan dalam depresi.
·         Andreas Michalsena, Martin K. Kuhlmannb bersama rekannya pada penelitian terhadap pasien dengan sindrom nyeri kronis yang berpuasa sevara berkepanjangan menyebabkan terjadinya penambahan mood pada pasien. Dari penelitian tersebut, mereka berpendapat bahwa orang yang berpuasa lebih memiliki mood yang baik atau lebih bahagia. Hal ini terjadi karena puasa menginduksi secara spesifik suasana hati.

2.      Puasa Meningkatkan kecerdasan Spiritual/ (SQ)
Menurut Robbert emmons, kecerdasan spiritual merupakan Penggunaan adaptif informasi spiritual untuk memfasilitasi pemecahan masalah sehari-hari dan pencapaian tujuan. Ada 5  komponen kecerdasan spiritual, yaitu:
·      Kemampuan untuk melampaui fisik dan material.
·      Kemampuan untuk mengalami keadaan kesadaran yang tinggi.
·      Kemampuan untuk mensucikan lingkungan.
·      Kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya spiritual untuk memecahkan masalah.
·      Kemampuan untuk berbudi luhur
Menurut penelitian Mehdi Zare Bahram pada tahun 2011 yang menganalisis Pengaruh puasa islam di  Al- Quran pada Kecerdasan Spiritual dan Kebahagiaan orang yang berpuasa. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan kecerdasan spiritual dengan puasa. Dimana orang yang berpuasa lebih mudah memaafkan, kesabaran tinggi, lebih bahagia dan mampu meningkatkan kecerdasan spiritual.

3.      Puasa Meningkatkan kecerdasan Intelektual/ (IQ)
Kecerdasan intelektual adalah total skor yang berasal dari salah satu dari beberapa tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan manusia. Kecerdasan intelektual dapat diartikan juga sebagai  suatu kemampuan mental untuk memecahkan masalah secara cepat, tepat dan efisien. Seseorang dikatakan memiliki kecerdasan Intelektual yang tinggi, jika mampu memiliki daya ingat jangka panjang dan jangka pendek yang lebih tinggi, keputusannya cepat, penalaran kuantitatif yang baik, kemampuan membaca dan menulis yang baik, pengolahan visual dan pendengaran yang baik serta kecepatan pemrosesan yang baik.
Berikut ini merupakan penelitian yang menghubungkan antara puasa dan kecerdasan intelektual:
·      Chamari dkk dari hasil penelitian mereka tentang dampak puasa Ramadhan terhadap fungsi kognitif pada pengendara sepeda terlatih menyimpulkan bahwa puasa Ramadhan tidak berdampak negatif terhadap kinerja kognitif pengendara sepeda terlatih dari Timur Tengah dan puasa juga tidak mengganggu kecerdasan.
·      Mahboubeh Ghayour Najafabadi juga berpendapat dari hasil penelitiannya bahwa Pada atlet wanita yang berpuasa tidak mengganggu kecerdasan intelektual, hanya fisik nya saja yang lelah.
·      Menurut Henriette van Praag dkk dari hasil penelitian neurosains mereka tentang  Exercise, Energy Intake, Glucose Homeostasis, and the Brain menyimpulkan bahwa pada tikus dengan pembatasan energi / puasa memberikan efek yang positif pada jaringan otak, dapat meningkatkan fungsi otak, dan dapat mencegah penyakit metabolik dan neurodegeneratif seperti pikun, Alzheimer dan Parkinson serta gangguan syaraf lainnya yang disebabkan oleh penuaan. Dimana saat hewan coba tikus dipuasakan , dapat meningkatkan produksi asam lemak pada adiposa dan sel sel hati, ketika dimetabolisme menghasilkan keton, keton dapat menjaga fungsi otak, meningkatkan daya kecerdasan sehingga dengan puasa dapat meningkatkan kecerdasan intelegensi. Mengaitkan olahraga dan puasa dengan kecerdasan intelektual dimana dengan puasa dari neurogenesis pertumbuhan otak akan baik, dengan sinapstogenesis hubungan syaraf otak akan baik dan semakin kuat plastisitas sinaps dimana hubungan syaraf satu dengan yang lain semakin kuat sehingga lebih cepat menerima informasi. Selain itu, Dalam keadaan puasa, timbul produksi neurotransmitter bahan kimia diotak yang dapat meningkatkan pertumbuhan sinaps dan jaringat otak yang disebut BPNF terutama dibagian  yang mengatur pusat memori. Dengan berpuasa, otak juga dapat kebal terhadap senyawa kimia berbahaya (neurotoksin) sepeti asam kainic dan asam 3-nitropropionic.

Kesimpulan :
Puasa dapat meningkatkan kecerdasan seseorang, yaitu kecerdasan Intelegensi (berhubungan dengan aspek fisik dengan menahan diri dari makan dan minum), Kecerdasan emosional (berhubungan dengan aspek sosial dengan menahan emosi,dan syahwat) kemudian kecerdasan spiritual (berhubungan dengan aspek spiritual melalui beribadah, tarawih, bersedakah). Jadi dengan ketiga kecerdasan yang diperoleh dari puasa dapat membangun 3 aspek pada diri seseoranng yaitu fisik, emosi, dan spiritual. 







DAFTAR PUSTAKA

Andreas, M.dkk. 2006. Prolonged fasting in patients with chronic pain syndromes leads to late mood-enhancement not related to weight loss and fasting-induced leptin depletion.Nutritional Neuroscience. Vol 9 (5-6):195-200.

Chamari,K.dkk. 2016.Impact of Ramadan intermittent fasting on cognitive function in trained cyclists: a pilot study.Biology of Sport. Vol. 33 (1).

Emmons, R.A. 2000. Is spirituality an intelligence.The International Journal for the Psychology of Religion. 10:27-34

Henriette,V.P.dkk. 2014.Exercise, Energy Intake, Glucose Homeostasis, and the Brain
The Journal of Neuroscience.Vol 1 (46):15139 –15149.

Mehdi,Z. B.  dkk.2012. The Effect of Islamic Fasting in Quran on Spiritual Intelligence And Happiness of Fasting Persons. Quran Med. Vol 1(3): 66-70. DOI: 10.5812/quranmed.8030

Mahboubeh, G,N.dkk.2015.Does Ramadan Fasting Adversely Affect Cognitive Function in Young Females.Scientifica.Article ID 432428

Soleh, M. 2003. Optimizing Children’s Emotional Quotient by Monday-Thursday Fasting. Folia Medica Indonesian 28. Vol. 39 (1).

Yifan, Z.,Changhong, L., Yinghao,Z. 2015. The Effects of Calorie Restriction in Depression and Potential Mechanisms.Curr Neuropharmacol. Vol 13(4): 536–542.