Tabmenu

Wednesday, July 6, 2016

Fenomena Sains dalam Al-Quran

Fenomena Sains dalam Al-Quran
Oleh Dwi Handayani, Anantia Rifqiani, Ria Kusuma, Gita Agastya 

Assalamualaikum wr. wb
 “Alif laam mim”

“Itulah kitab (Al Qur’an) yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”


(QS Al Baqarah 1-2)

Kutipan Kalamullah diatas sungguh benar adanya. Isi kandungan Al Qur’an sungguh adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya. Bukan hanya dalam masalah ilmu akhirat, namun begitu pula dalam masalah ilmu dunia. Salah satunya dalam hal penjelasan mengenai fenomena sains dalam Al-Quran. Berikut sedikit informasi mengenai “ Fenomena Sains dalam Al-Quran” :

1.      CAHAYA BULAN ADALAH CAHAYA PANTULAN


Peradaban-peradaban awal manusia percaya bulan menghasilkan cahayanya sendiri. Sains kini memberitahu kita bahawa cahaya bulan ialah cahaya yang dipantulkan. Walau bagaimanapun, fakta ini telah disebut di dalam al-Quran 1400 tahun dahulu di dalam firman-Nya yang bermaksud: “Maha Berkat Tuhan yang telah menjadikan di langit, tempat-tempat peredaran bintang, dan menjadikan padanya lampu dan bulan yang menerangi.” (Surah Al-Furqan: 61)

Perkataan Arab untuk matahari di dalam Al-Quran ialah ´syams´. Ia merujuk kepada ´siraaj´, yang bermaksud api pelita (torch) atau ´wanhaaj ´yang bermakud ´lampu yang menyala´ atau ´diya´ yang bermaksud ´kemegahan yang menyinari.´ Ketiga-tiga keterangan itu memang sesuai untuk matahari memandangkan ia mengeluarkan haba dan cahaya oleh sebab kebakaran dalamannya.

Perkataan Arab untuk bulan pula ialah ´qamar´ dan ia diterangkan di dalam al-Quran sebagai ´muneer´, iaitu sesuatu yang mengeluarkan nur, iaitu cahaya. Sekali lagi, keterangan al-Quran menyamai sifat semula jadi bulan yang tidak menghasilkan cahayanya sendiri dan merupakan benda yang tidak aktif yang hanya memantulkan cahaya matahari. Tidak pernah sekalipun di dalam al-Quran, bulan disebut sebagai ´siraaj´, ´wanhaaj´, atau ´diya´ atau matahari sebagai nur atau ´muneer´.
Ini menunjukkan Al-Quran menyedari perbedaan di antara cahaya matahari dan cahaya bulan.

Lihatlah maksud ayat-ayat firman-Nya ini yang berkaitan dengan cahaya matahari dan bulan:

1. “Dialah yang menjadikan matahari bersinar-sinar (terang benderang) dan bulan bercahaya.” (Surah Yunus: 5)

2. “Tidakkah kamu mengetahui dan memikirkan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh petala langit bertingkat-tingkat. Dan Dia menjadikan padanya bulan sebagai cahaya serta menjadikan matahari sebagai lampu (yang terang benderang).” (Surah Nuh: 15-16)


2.      ASAL-USUL ALAM BERASAL DARI ASAP

Di dalam surah Fussilat 41: 11, Allah s.w.t berfirman yang bermaksud: “Kemudian Dia menuju ke langit dan langit ketika itu berbentuk asap lalu Dia berkata kepadanya dan bumi: ´Datanglah kamu berdua dengan tunduk atau terpaksa.´ Keduanya menjawab: ´Kami datang dengan tunduk.´”

Di dalam kitab Al-Asas fit Tafsir, jilid 9, halaman 5010, Said Hawa menyatakan: “Sesungguhnya di sana memang sudah ada suatu keyakinan bahawa sebelum terjadinya bintang-bintang, keadaan adalah di dalam bentuk gas nebula seperti asap. Dan pandangan yang seperti ini boleh dianggap sahih kerana ia begitu hampir dengan hakikat kalimat ´dukhan´ di dalam al-Quran.´


3.      PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Penciptaan alam semesta diterangkan oleh ahli astro-fizik (fizik angkasa) sebagai satu fenomena yang diterima ramai dan dikenali sebagai ´Big Bang.´ Ia disokong oleh data yang diperoleh daripada pemerhatian dan eksperimen oleh ahli astronomi dan ahli astro-fizik sejak berdekad-dekad lamanya. Menurut ´Big Bang´, seluruh alam semesta pada asalnya ialah satu jisim yang besar (Nebula Asas).

Kemudian terjadi ´Big Bang´ (Pemisahan Kedua) yang menghasilkan galaksi-galaksi. Ia kemudiannya berpecah-pecah lagi untuk menjadi bintang, planet, matahari, bulan, dan lain-lain. Asal penciptaan alam semesta ini memang unik dan kemungkinan untuk ia terjadi secara tidak sengaja adalah sifar.

Al-Quran mengandungi ayat berikut, berkenaan asal kejadian alam semesta: “Dan tidakkah orang-orang kafir itu memikirkan dan mempercayai bahawa sesungguhnya langit dan bumi itu pada asal mulanya bercantum (sebagai benda yang satu), lalu Kami pisahkan antara keduanya?” (surah Al-Anbiyaa´: 30)

Persamaan di antara ayat Al-Quran dengan teori Big Bang tidak dapat dinafikan lagi. Bagaimana sebuah kitab yang muncul di padang pasir Arab 1400 tahun lalu, mengandungi fakta sains begini?


4.      MADU DALAM LEBAH BETINA

Image result for bee
Dalam al-Quran turut menyatakan perihal lebah jantan dan lebah betina yang mempunyai 16 pasangan kromosom. Bilangan kromosom lebah jantan dan lebah betina sama dengan bilangan ayat an-Nahl yang mungkin dianggap kebetulan oleh sesetengah orang.
Firman Allah SWT dalam surah ini:
“Dan Tuhanmu memberikan ilham kepada lebah: ‘Hendaklah engkau membuat sarangmu di gunung-ganang dan pokok kayu, dan juga di bangunan yang didirikan oleh manusia.” Surah an-Nahl: 16
Dalam ayat ini, Allah SWT mengilhamkan lebah (an-nahl) untuk membuat sarang di gunung, pokok kayu, dan bangunan yang dibina oleh manusia. Apabila diteliti ayat ini, manusia diseru supaya memerhatikan tingkah laku lebah yang diberikan ilham oleh-Nya yang tertera pada ungkapan takhizi, iaitu ayat perintah kepada lebah betina supaya membuat sarang.
Ayat perintah ini dapat diperhalus maksudnya dalam surah yang sama, iaitu: “Kemudian makanlah daripada segala jenis bunga-bungaan dan buah-buahan (yang engkau sukai), serta turutlah jalan-jalan peraturan Tuhanmu yang diilhamkan dan dimudahkannya kepadamu. (Dengan itu) akan keluarlah dari dalam badannya minuman (madu) yang berlainan warnanya, yang mengandungi penawar bagi manusia (daripada berbagai-bagai penyakit). Sesungguhnya pada yang demikian itu, ada tanda (yang membuktikan kemurahan Allah SWT) bagi orang-orang yang mahu berfikir.”
Surah an-Nahl: 69


5.      MISTERI BLACK HOLE DALAM AL-QURAN

Image result for black hole
Underground Tauhid–“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. al-Isra [17]: 44).

Pernah mendengar black hole? Bintang raksasa berbentuk lubang hitam yang mampu menyedot dan menyapu semua benda langit di sekitarnya. Black Hole atau lubang hitam bisa dibilang penemuan paling fenomenal abad 20 di bidang astronomi. Sebelumnya, tak seorang ilmuwan yang pernah membayangkan bahwa di langit ada sejumlah bintang yang tampak mengerikan, apalagi bintang itu memang tidak terlihat.

Black hole atau lubang hitam menurut definisi ilmuwan NASA memiliki medan gravitasi sangat kuat. Akibatnya, benda-benda langit tersedot dengan intensitas tinggi tanpa terkecuali. Saking kuatnya, cahaya pun tidak bisa menghindar dari sedotan. Black hole terbentuk ketika sebuah bintang besar mulai habis usianya akibat kehabisan energi dan bahan bakar. Meski tidak terlihat, black hole memiliki medan magnet tingkat tinggi.

Fakta dan Angka
Mengenai bobotnya, black hole seberat bumi diameternya kurang dari satu sentimeter saja! Dan black hole seberat matahari diamenternya hanya 3 km. Subhanallah! Black hole ukuran sedang beratnya 10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kilogram, atau 10 pangkat 31, dengan diameter 30 km saja. Ada banyak black hole di pusat galaksi kita dan galaksi-galaksi lain, dan satunya memiliki berat jutaan kali berat matahari. Diperkirakan jumlah black hole di alam raya ini jutaan bahkan ribuan juta.

Bagaimana Ilmuwan Melihat Benda ini?
Bagaimana ia bisa dilihat, sedangkan ia tidak mengeluarkan pancaran cahaya? Muncul pemikiran dari seorang peneliti bahwa black hole itu memiliki ukuran tertentu, dan ia berjalan di ruang angkasa. Ia pasti akan lewat di depan sebuah bintang, sehingga cahayanya tertutup dari kita, seperti kejadian gerhana matahari. Setelah ide itu dilaksanakan dan terbukti benar, maka para ilmuwan sepakat bahwa cahaya bintang tersebut tertutup karena lewatnya black hole, sehingga mengakibatkan tertutupnya pancaran cahaya yang bersumber dari bintang tersebut. Hal ini terjadi selama jangka waktu tertentu, kemudian bintang tersebut kembali menunjukkan sinarnya.

Black Hole dalam Al-Quran
Al-Quran menyebutkan banyak fenomena alam raya dan benda-benda luar angkasa, bintang, planet, nama bintang, galaksi dan lain-lain. Sebelum mengklaim adanya fenomena black hole dalam al-Quran, mari kita perhatikan ayat yang paling dekat untuk dikaji, yaitu di surah at-Takwir [81] ayat 15-16.

“Aku bersumpah demi bintang tersembunyi. Yang bergerak cepat yang menyapu.”

Dalam ayat ini Allah bersumpah dengan salah satu mahluk-Nya, yaitu bintang yang bernama atau memiliki tiga karakter. Pertama, khunnas (الْخُنَّسِ) yang tersembunyi dan tidak terlihat. Karenanya, setan disebut juga khannaas (الخناس) karena ia tidak terlihat oleh bani Adam. Ini persis yang disebutkan ilmuwan tentang karakter black hole yakni invisible. Kedua, aljawaar (الْجَوَارِ) bergerak cepat dan sangat cepat. Ini sesuai dengan karakter black hole kedua yakni moves. Lafaz al-Quran tajri lebih perfect dibanding penjelasan ilmuwan, sebab kata ini bermakna bergerak cepat atau lari. Sementara moves tidak menggambarkan bergerak dengan cepat. Ketiga, al kunnas (الْكُنَّسِ) yang menyapu dan menelan setiap yang ditemuinya. Ini sesuai dengan karakter black hole yaitu vacuum cleaner.

Kunnas berasal dari kanasa artinya menyapu, miknasah alat untuk menyapu. Kunnas bentuk jamak dari kaanis yang menyapu. Kunnas adalah shigat muntaha jumuk (bentuk jamak paling tinggi) dari bentuk tunggal kaanis.

Para ulama tafsir klasik menjelaskan makna khunnas al jawaril kunnas adalah bintang yang cahayanya tidak muncul di siang hari dan muncul di malam hari. Namun ini hanya penafsiran bukan makna sesungguhnya. Penafsiran paling sesuai dengan realitas alam raya adalah black hole. Barangkali hal ini juga yang diisyaratkan oleh Al-Quran, “Apabila matahari digulung,” (QS. at-Takwir [81]: 1). Wallahualam bishawab.


6.   PROSES KEJADIAN MANUSIA

Image result for PROSES KEJADIAN MANUSIA

Diantara contoh ayat Al-Qur'an yang mendahului ilmu pengetahuan (sains) adalah
pemberitaan Al-Qur'an mengenai proses kejadian manusia. Allah SWT berfirman :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ. ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kamijadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulangbelulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mukminun :12-14)

Di saat ayat ini turun, ilmu akal manusia pada zaman itu tidak mampu menjangkau fakta ilmiah ini. Demikian pula ilmu pengetahuan yang ada saat itu cukup sederhana untuk sampai pada hakikat yang besar ini. Di abad modern, fakta ini baru ditemukan setelah kemajuan ilmu biologi dan kedokteran.
Dalam bahasa arab, kata ‘Alaqah' memiliki 3 makna, yaitu :
1. Bermakna lintah.
2 inangnya, embrio manusia juga memperoleh darah dari ibunya ketika hamil.
Ketika membandingkan lintah air tawar dengan embrio pada tahap ‘alaqah, Profesor Moore, seorang profesor Emeritus ahi anatomi dan embriologi dari Universitas Toronto Kanada, menemukan kesamaan yang banyak pada keduanya. Beliau berkesimpulan bahwa embrio selama tahap ‘alaqah memiliki penampakan yang sangat mirip dengan lintah. Pada tahap ini, embrio mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah ibunya, sama seperti lintah. Arti kedua, ‘alaqah adalah ‘sesuatu yang tergantung’, dan hal ini adalah apa yang dapat kita lihat pada penempelan embrio di uterus/rahim selama tahap ‘alaqah. Arti ketiga adalah ‘segumpal darah’. Professor Moore mengatakan: “kami menemukan penampakan luar embrio selama tahap alaqah seperti penampakan segumpal darah, adanya sejumlah besar darah membentuk embrio. Juga selama tahap ini darah dalam embrio tidak bersirkulasi sampai usia embrio mencapai akhir minggu ke tiga. Jadi embrio pada tahap ini mirip dengan segumpal darah. Jadi ketiga deskripsi embrio tersebut di atas secara akurat terdiskripsi dalam satu kata dalam Al-quran yaitu kata ”alaqah”. Tahap perkembangan embrio selanjutnya setelah alaqah adalah ”mudghah”. Kata mudghah dalam bahasa arab berarti ”sesuatu yang dikunyah”. Pada tahap mudghah, ukuran embrio mirip dengan ukuran permen karet yang umum dikunyah orang.
Al-Qur'an telah mengungkap ini pada 1400 tahun yang lalu, padahal saintis baru mengetahui perkembangan embrio ini setelah ditemukannya mikroskop, suatu alat yang belum dikenal pada 1400 tahun yang lalu. Orang pertama di dunia yang menggunakan mikroskop untuk mengamati sel sperma manusia (spermatozoa) adalah Hamm dan Leeuwenhoek pada tahun 1677, lebih 1000 tahun setelah ayat ini turun. Hamm dan Leuwenhoek pun ketika itu masih salah mendiskripsikan tahap perkembangan embrio.. Bermakna sesuatu yang tergantung.
3 .Bermakna segumpal darah.

Tidak terdapat perselisihan antar saintis (kedokteran) modern mengenai tiga makna yang terkandung di dalam kata ’Alaqah ini . Makna ‘Alaqah' sebagai lintah adalah deskripsi yang tepat bagi embrio manusia yang masih berusia 1-24 hari, menempel pada uterus (rahim) ibu, serupa sebagaimana ‘lintah’ menempel di kulit. 

Wallahualam bishawab, Demikian Fenomena sains yang dijelaskan dalam Al Qur’an. Semoga dengan adanya penjelasan tersebut, dapat meningkatkan keimanan kita pada ALLAH SWT.

Wassalamualaikum wr. wb JJJ



Tuesday, June 28, 2016

PUASA DAN KECERDASAN

PUASA DAN KECERDASAN
Oleh Ria Kusuma, Lili widiyawati, dan Winda Farida
Divisi Kajian Kesehatan Islam
FKMI Ibnu sina Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia. Hal ini dikarenakan bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa dan merupakan bulan diturunkannya Al-Quran. Puasa secara etimologis berarti al-imsak, yaitu menahan. Menahan dari makan, minum,berbicara dan perbuatan yang tidak baik. Secara syar'i, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dan mengucapkan niat berpuasa.Sebagian ulama mendefinisikan puasa sebagai menahan nafsu dua anggota badan, yaitu perut dan alat kelamin. selama sehari penuh, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari engan memakai niat tertentu. Umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Hal ini dijelaskan pada Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183-184:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184). 

Dibalik perintah Allah swt dalam menjalankan puasa ramadhan tersebut, ternyata terdapat hikmah dan manfaat dari perintah tersebut. salah satunya manfaat dibidang kesehatan khususnya kecerdasan. Lalu, bagimana hubungan antara puasa dan kecerdasan? Mari kita bahas.

 


Terdapat 3 jenis kecerdasan, yaitu: kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan intelektual,. Beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan antara puasa dan kecerdasan.  Berikut ini merupakan hubungan antara puasa dan  kecerdasan:
1.         Puasa Meningkatkan kecerdasan Emosional/ (EQ)
Kecerdasan emosional merupakan hal yang baru bagi dunia psikologi dan masih diperdebatkan. Kecerdasan emosional (bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) merupakan  kemampuan seseorang untuk mengenali menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya serta menggunakan informasi emosional untuk memecahkan masalah dan memngarahkan pemikiran & perilaku. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.           Menurut coleman (2008) Ada beberapa Model teori emosi, teori pertama, kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengindrakan atau menangkap emosi. Sesorang dikatakan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi jika mengetahui dan dapat menangkap perasaan orang lain dari raut wajah, foto, maupun suara. Menggunakan emosi untuk berfikir dan memecahkan masalah. mengendalikan emosi diri /orang lain untuk mencapai tujuan. Serta Sensitif dengan emosi orang lain. Teori kedua, Kecerdasan emosi dikaitkan dengan kepemimpinan, sesorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat menjadi pemimpin yang baik karena dapat berempati dan dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain. Keuntungan dari orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi ialah tidak emosional, sopan, disukai orang lain, hubungan antar keluarga yang baik, dan pencapaian akademik yang baik dan tingkat kepuasan tinggi (mudah puas) dan jarang mengalami stress/depresi.
Hubungan kecerdasan emosi dengan puasa ialah
·       “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Dimana pada dalil diatas mengatakan bahwa pada saat puasa dilarang berdusta dimana jika dihubungkan dengan kecerdasan emosional, berdusta dapat mengganggu hubungan seseorang dengan orang lain,
·         Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Dari dalil diatas, saat berpuasa dilarang membuat Perkataan yang Laghwu (sia-sia) & Rofats (keji,porno). Orang yang berkata Laghwu (sia-sia) & Rofats (keji,porno) cenderung memiliki interaksi yang kurang baik dengan orang lain.
·         Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).” (Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3 no:1594).
Kemudian berdasarkan dalil diatas, pada saat puasa ramadhan  dianjurkan untuk mengeluarkan zakat fitrah.zakat fitrah merupakan salah satu sikap empati kepada orang lain yang kurang mampu. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan emosional, dimana orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi  memiliki sikap empati terhadap orang lain.
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang mengaitkan antara puasa dan kecerdasan emosional.
·         Menurut penelitian M.sholeh pada tahun 2003 yang  menganalisis hubungan antara kecerdasan emosional dengan puasa senin kamis pada Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya menunjukkan bahwa kebiasan melakukan puasa senin kamis memiliki korelasi yang positif terhadap kecerdasan emosional dimana para santri yang melakukan kebiasan berpuasa senin kamis memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak berpuasa.
·         penelitian Yifan Zhang, dkk pada tahun 2015 tentang Efek penghambatan kalori dengana depresi menyimpulkan bahwa orang yang menahan lapar lebih mudah menegndalikan emosi atau tidak stress. Hal ini dikarenakan Pembatasan jangka pendek kalori mungkin menginduksi kemanjuran antidepresan dalam depresi.
·         Andreas Michalsena, Martin K. Kuhlmannb bersama rekannya pada penelitian terhadap pasien dengan sindrom nyeri kronis yang berpuasa sevara berkepanjangan menyebabkan terjadinya penambahan mood pada pasien. Dari penelitian tersebut, mereka berpendapat bahwa orang yang berpuasa lebih memiliki mood yang baik atau lebih bahagia. Hal ini terjadi karena puasa menginduksi secara spesifik suasana hati.

2.      Puasa Meningkatkan kecerdasan Spiritual/ (SQ)
Menurut Robbert emmons, kecerdasan spiritual merupakan Penggunaan adaptif informasi spiritual untuk memfasilitasi pemecahan masalah sehari-hari dan pencapaian tujuan. Ada 5  komponen kecerdasan spiritual, yaitu:
·      Kemampuan untuk melampaui fisik dan material.
·      Kemampuan untuk mengalami keadaan kesadaran yang tinggi.
·      Kemampuan untuk mensucikan lingkungan.
·      Kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya spiritual untuk memecahkan masalah.
·      Kemampuan untuk berbudi luhur
Menurut penelitian Mehdi Zare Bahram pada tahun 2011 yang menganalisis Pengaruh puasa islam di  Al- Quran pada Kecerdasan Spiritual dan Kebahagiaan orang yang berpuasa. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan kecerdasan spiritual dengan puasa. Dimana orang yang berpuasa lebih mudah memaafkan, kesabaran tinggi, lebih bahagia dan mampu meningkatkan kecerdasan spiritual.

3.      Puasa Meningkatkan kecerdasan Intelektual/ (IQ)
Kecerdasan intelektual adalah total skor yang berasal dari salah satu dari beberapa tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan manusia. Kecerdasan intelektual dapat diartikan juga sebagai  suatu kemampuan mental untuk memecahkan masalah secara cepat, tepat dan efisien. Seseorang dikatakan memiliki kecerdasan Intelektual yang tinggi, jika mampu memiliki daya ingat jangka panjang dan jangka pendek yang lebih tinggi, keputusannya cepat, penalaran kuantitatif yang baik, kemampuan membaca dan menulis yang baik, pengolahan visual dan pendengaran yang baik serta kecepatan pemrosesan yang baik.
Berikut ini merupakan penelitian yang menghubungkan antara puasa dan kecerdasan intelektual:
·      Chamari dkk dari hasil penelitian mereka tentang dampak puasa Ramadhan terhadap fungsi kognitif pada pengendara sepeda terlatih menyimpulkan bahwa puasa Ramadhan tidak berdampak negatif terhadap kinerja kognitif pengendara sepeda terlatih dari Timur Tengah dan puasa juga tidak mengganggu kecerdasan.
·      Mahboubeh Ghayour Najafabadi juga berpendapat dari hasil penelitiannya bahwa Pada atlet wanita yang berpuasa tidak mengganggu kecerdasan intelektual, hanya fisik nya saja yang lelah.
·      Menurut Henriette van Praag dkk dari hasil penelitian neurosains mereka tentang  Exercise, Energy Intake, Glucose Homeostasis, and the Brain menyimpulkan bahwa pada tikus dengan pembatasan energi / puasa memberikan efek yang positif pada jaringan otak, dapat meningkatkan fungsi otak, dan dapat mencegah penyakit metabolik dan neurodegeneratif seperti pikun, Alzheimer dan Parkinson serta gangguan syaraf lainnya yang disebabkan oleh penuaan. Dimana saat hewan coba tikus dipuasakan , dapat meningkatkan produksi asam lemak pada adiposa dan sel sel hati, ketika dimetabolisme menghasilkan keton, keton dapat menjaga fungsi otak, meningkatkan daya kecerdasan sehingga dengan puasa dapat meningkatkan kecerdasan intelegensi. Mengaitkan olahraga dan puasa dengan kecerdasan intelektual dimana dengan puasa dari neurogenesis pertumbuhan otak akan baik, dengan sinapstogenesis hubungan syaraf otak akan baik dan semakin kuat plastisitas sinaps dimana hubungan syaraf satu dengan yang lain semakin kuat sehingga lebih cepat menerima informasi. Selain itu, Dalam keadaan puasa, timbul produksi neurotransmitter bahan kimia diotak yang dapat meningkatkan pertumbuhan sinaps dan jaringat otak yang disebut BPNF terutama dibagian  yang mengatur pusat memori. Dengan berpuasa, otak juga dapat kebal terhadap senyawa kimia berbahaya (neurotoksin) sepeti asam kainic dan asam 3-nitropropionic.

Kesimpulan :
Puasa dapat meningkatkan kecerdasan seseorang, yaitu kecerdasan Intelegensi (berhubungan dengan aspek fisik dengan menahan diri dari makan dan minum), Kecerdasan emosional (berhubungan dengan aspek sosial dengan menahan emosi,dan syahwat) kemudian kecerdasan spiritual (berhubungan dengan aspek spiritual melalui beribadah, tarawih, bersedakah). Jadi dengan ketiga kecerdasan yang diperoleh dari puasa dapat membangun 3 aspek pada diri seseoranng yaitu fisik, emosi, dan spiritual. 







DAFTAR PUSTAKA

Andreas, M.dkk. 2006. Prolonged fasting in patients with chronic pain syndromes leads to late mood-enhancement not related to weight loss and fasting-induced leptin depletion.Nutritional Neuroscience. Vol 9 (5-6):195-200.

Chamari,K.dkk. 2016.Impact of Ramadan intermittent fasting on cognitive function in trained cyclists: a pilot study.Biology of Sport. Vol. 33 (1).

Emmons, R.A. 2000. Is spirituality an intelligence.The International Journal for the Psychology of Religion. 10:27-34

Henriette,V.P.dkk. 2014.Exercise, Energy Intake, Glucose Homeostasis, and the Brain
The Journal of Neuroscience.Vol 1 (46):15139 –15149.

Mehdi,Z. B.  dkk.2012. The Effect of Islamic Fasting in Quran on Spiritual Intelligence And Happiness of Fasting Persons. Quran Med. Vol 1(3): 66-70. DOI: 10.5812/quranmed.8030

Mahboubeh, G,N.dkk.2015.Does Ramadan Fasting Adversely Affect Cognitive Function in Young Females.Scientifica.Article ID 432428

Soleh, M. 2003. Optimizing Children’s Emotional Quotient by Monday-Thursday Fasting. Folia Medica Indonesian 28. Vol. 39 (1).

Yifan, Z.,Changhong, L., Yinghao,Z. 2015. The Effects of Calorie Restriction in Depression and Potential Mechanisms.Curr Neuropharmacol. Vol 13(4): 536–542.