PUASA DAN KECERDASAN
Oleh Ria Kusuma, Lili
widiyawati, dan Winda Farida
Divisi
Kajian Kesehatan Islam
Bulan Ramadhan merupakan
bulan yang mulia. Hal ini dikarenakan bulan ini dipilih sebagai bulan untuk
berpuasa dan merupakan bulan diturunkannya Al-Quran. Puasa secara
etimologis berarti al-imsak, yaitu menahan. Menahan dari makan, minum,berbicara dan perbuatan yang tidak baik. Secara syar'i, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dan mengucapkan niat berpuasa.Sebagian ulama mendefinisikan puasa sebagai menahan nafsu dua anggota badan, yaitu perut dan alat kelamin. selama sehari penuh, sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari engan memakai niat tertentu. Umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Hal ini dijelaskan pada Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183-184:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ
مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ
لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka
barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184).
Dibalik perintah
Allah swt dalam menjalankan puasa ramadhan tersebut, ternyata terdapat hikmah
dan manfaat dari perintah tersebut. salah satunya manfaat dibidang kesehatan
khususnya kecerdasan. Lalu, bagimana hubungan
antara puasa dan kecerdasan? Mari kita bahas.
Terdapat 3 jenis kecerdasan, yaitu: kecerdasan emosional, kecerdasan
spiritual, dan kecerdasan intelektual,. Beberapa penelitian membuktikan adanya
hubungan antara puasa dan kecerdasan.
Berikut ini merupakan hubungan antara puasa dan kecerdasan:
1.
Puasa
Meningkatkan kecerdasan Emosional/ (EQ)
Kecerdasan emosional merupakan hal yang baru
bagi dunia psikologi dan masih diperdebatkan. Kecerdasan emosional
(bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali menerima,
menilai, mengelola, serta mengontrol emosi
dirinya dan orang lain di sekitarnya serta menggunakan informasi emosional untuk memecahkan
masalah dan memngarahkan pemikiran & perilaku. Dalam hal ini, emosi
mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Menurut coleman (2008) Ada beberapa
Model teori emosi, teori pertama, kecerdasan emosi merupakan kemampuan
mengindrakan atau menangkap emosi. Sesorang dikatakan memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi jika mengetahui dan dapat menangkap perasaan orang lain
dari raut wajah, foto, maupun suara. Menggunakan emosi untuk berfikir dan
memecahkan masalah.
mengendalikan emosi diri /orang
lain untuk mencapai tujuan. Serta Sensitif dengan emosi
orang lain. Teori kedua, Kecerdasan emosi dikaitkan dengan kepemimpinan, sesorang
yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dapat menjadi pemimpin yang baik
karena dapat berempati dan dapat memotivasi diri sendiri dan orang lain. Keuntungan
dari orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi ialah tidak
emosional, sopan, disukai orang lain, hubungan antar keluarga yang baik, dan
pencapaian akademik yang baik dan tingkat kepuasan tinggi (mudah puas) dan
jarang mengalami stress/depresi.
Hubungan kecerdasan emosi dengan puasa ialah
· “Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak
butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR.
Bukhari no. 1903)
Dimana pada dalil diatas mengatakan bahwa
pada saat puasa dilarang berdusta dimana jika dihubungkan dengan kecerdasan
emosional, berdusta dapat mengganggu hubungan seseorang dengan orang lain,
·
Puasa bukanlah
hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan
diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau
berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu
Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib
no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Dari dalil diatas, saat berpuasa dilarang
membuat Perkataan yang
Laghwu (sia-sia) & Rofats (keji,porno). Orang yang berkata Laghwu (sia-sia)
& Rofats (keji,porno) cenderung memiliki interaksi yang kurang baik dengan
orang lain.
·
Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah
mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari
perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai makanan bagi orang-orang
miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai) shalat ‘id, maka itu
adalah zakat yang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang mengeluarkannya
sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).” (Hasan
: Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V:
3 no:1594).
Kemudian berdasarkan dalil diatas, pada saat puasa ramadhan dianjurkan untuk mengeluarkan zakat
fitrah.zakat fitrah merupakan salah satu sikap empati kepada orang lain yang
kurang mampu. Hal ini berhubungan dengan kecerdasan emosional, dimana orang
yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
memiliki sikap empati terhadap orang lain.
Berikut ini merupakan hasil penelitian yang
mengaitkan antara puasa dan kecerdasan emosional.
·
Menurut penelitian M.sholeh pada tahun 2003
yang menganalisis
hubungan antara kecerdasan emosional dengan puasa senin kamis pada Pondok
Pesantren Hidayatullah, Surabaya menunjukkan bahwa kebiasan melakukan puasa senin kamis memiliki
korelasi yang positif terhadap kecerdasan emosional dimana para santri yang
melakukan kebiasan berpuasa senin kamis memiliki kecerdasan emosional yang
lebih tinggi dibandingkan yang tidak berpuasa.
·
penelitian Yifan Zhang, dkk pada tahun 2015 tentang Efek
penghambatan kalori dengana depresi menyimpulkan bahwa orang yang menahan lapar
lebih mudah menegndalikan emosi atau tidak stress. Hal ini dikarenakan
Pembatasan jangka pendek kalori mungkin menginduksi kemanjuran antidepresan
dalam depresi.
·
Andreas Michalsena, Martin K. Kuhlmannb bersama
rekannya pada penelitian terhadap pasien dengan sindrom nyeri kronis yang
berpuasa sevara berkepanjangan menyebabkan terjadinya penambahan mood pada
pasien. Dari penelitian tersebut, mereka berpendapat bahwa orang yang berpuasa
lebih memiliki mood yang baik atau lebih bahagia. Hal ini terjadi karena puasa
menginduksi secara spesifik suasana hati.
2. Puasa Meningkatkan kecerdasan Spiritual/
(SQ)
Menurut Robbert emmons, kecerdasan spiritual merupakan
Penggunaan adaptif informasi spiritual untuk memfasilitasi pemecahan masalah
sehari-hari dan pencapaian tujuan. Ada 5
komponen kecerdasan spiritual, yaitu:
·
Kemampuan untuk melampaui fisik dan material.
·
Kemampuan untuk mengalami keadaan kesadaran yang
tinggi.
·
Kemampuan untuk mensucikan lingkungan.
·
Kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya
spiritual untuk memecahkan masalah.
·
Kemampuan untuk berbudi luhur
Menurut penelitian Mehdi Zare Bahram pada
tahun 2011 yang menganalisis Pengaruh puasa islam di Al- Quran pada Kecerdasan Spiritual dan
Kebahagiaan orang yang berpuasa. Penelitian tersebut menunjukkan adanya
hubungan kecerdasan spiritual dengan puasa. Dimana orang yang berpuasa lebih
mudah memaafkan, kesabaran tinggi, lebih bahagia dan mampu meningkatkan
kecerdasan spiritual.
3. Puasa Meningkatkan kecerdasan Intelektual/
(IQ)
Kecerdasan intelektual adalah total skor yang berasal dari
salah satu dari beberapa tes standar yang dirancang untuk menilai kecerdasan
manusia. Kecerdasan intelektual dapat diartikan juga sebagai suatu kemampuan mental untuk memecahkan
masalah secara cepat, tepat dan efisien. Seseorang dikatakan memiliki
kecerdasan Intelektual yang tinggi, jika mampu memiliki daya ingat jangka
panjang dan jangka pendek yang lebih tinggi, keputusannya cepat, penalaran
kuantitatif yang baik, kemampuan membaca dan menulis yang baik, pengolahan
visual dan pendengaran yang baik serta kecepatan pemrosesan yang baik.
Berikut ini merupakan penelitian yang menghubungkan antara
puasa dan kecerdasan intelektual:
·
Chamari dkk dari hasil penelitian mereka tentang
dampak puasa Ramadhan terhadap fungsi kognitif pada pengendara sepeda terlatih
menyimpulkan bahwa puasa Ramadhan tidak berdampak negatif terhadap kinerja
kognitif pengendara sepeda terlatih dari Timur Tengah dan puasa juga tidak
mengganggu kecerdasan.
·
Mahboubeh Ghayour Najafabadi juga berpendapat
dari hasil penelitiannya bahwa Pada atlet wanita yang berpuasa tidak mengganggu
kecerdasan intelektual, hanya fisik nya saja yang lelah.
·
Menurut Henriette van Praag dkk dari hasil
penelitian neurosains mereka tentang Exercise, Energy Intake, Glucose
Homeostasis, and the Brain menyimpulkan bahwa pada tikus dengan pembatasan
energi / puasa memberikan efek yang positif pada jaringan otak, dapat
meningkatkan fungsi otak, dan dapat mencegah penyakit metabolik dan
neurodegeneratif seperti pikun, Alzheimer dan Parkinson serta gangguan syaraf
lainnya yang disebabkan oleh penuaan. Dimana saat hewan coba tikus dipuasakan ,
dapat meningkatkan produksi asam lemak pada adiposa dan sel sel hati, ketika
dimetabolisme menghasilkan keton, keton dapat menjaga fungsi otak, meningkatkan
daya kecerdasan sehingga dengan puasa dapat meningkatkan kecerdasan
intelegensi. Mengaitkan olahraga dan puasa dengan kecerdasan intelektual dimana
dengan puasa dari neurogenesis pertumbuhan otak akan baik, dengan
sinapstogenesis hubungan syaraf otak akan baik dan semakin kuat plastisitas
sinaps dimana hubungan syaraf satu dengan yang lain semakin kuat sehingga lebih
cepat menerima informasi. Selain itu, Dalam keadaan puasa, timbul produksi
neurotransmitter bahan kimia diotak yang dapat meningkatkan pertumbuhan sinaps
dan jaringat otak yang disebut BPNF terutama dibagian yang mengatur pusat memori. Dengan berpuasa,
otak juga dapat kebal terhadap senyawa kimia berbahaya (neurotoksin) sepeti
asam kainic dan asam 3-nitropropionic.
Kesimpulan
:
Puasa
dapat meningkatkan kecerdasan seseorang, yaitu kecerdasan Intelegensi
(berhubungan dengan aspek fisik dengan menahan diri dari makan dan minum),
Kecerdasan emosional (berhubungan dengan aspek sosial dengan menahan emosi,dan
syahwat) kemudian kecerdasan spiritual (berhubungan dengan aspek spiritual
melalui beribadah, tarawih, bersedakah). Jadi dengan ketiga kecerdasan yang
diperoleh dari puasa dapat membangun 3 aspek pada diri seseoranng yaitu fisik,
emosi, dan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, M.dkk. 2006. Prolonged fasting in patients with chronic pain syndromes leads to late
mood-enhancement not related to weight loss and fasting-induced leptin
depletion.Nutritional Neuroscience. Vol 9 (5-6):195-200.
Chamari,K.dkk. 2016.Impact of Ramadan intermittent fasting on cognitive function in trained
cyclists: a pilot study.Biology of Sport. Vol. 33 (1).
Emmons, R.A. 2000. Is spirituality an intelligence.The International Journal
for the Psychology of Religion. 10:27-34
Henriette,V.P.dkk.
2014.Exercise, Energy Intake, Glucose Homeostasis, and the Brain
The Journal
of Neuroscience.Vol 1 (46):15139 –15149.
Mehdi,Z. B. dkk.2012. The Effect of Islamic
Fasting in Quran on Spiritual Intelligence And Happiness of Fasting Persons. Quran Med. Vol 1(3): 66-70. DOI: 10.5812/quranmed.8030
Mahboubeh,
G,N.dkk.2015.Does Ramadan Fasting Adversely
Affect Cognitive Function in Young Females.Scientifica.Article ID 432428
Soleh, M. 2003. Optimizing
Children’s Emotional Quotient by Monday-Thursday Fasting. Folia Medica Indonesian 28. Vol. 39 (1).
Yifan, Z.,Changhong, L., Yinghao,Z. 2015. The Effects of Calorie Restriction in Depression
and Potential Mechanisms.Curr Neuropharmacol. Vol
13(4): 536–542.